ILUSTRASI. Leicester City telah membuat keputusan besar dengan menunjuk Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih kepala baru mereka. REUTERS/Jason Cairnduff

Sumber: BBC | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Leicester City telah membuat keputusan besar dengan menunjuk Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih kepala baru mereka.

Mantan striker legendaris Manchester United ini kini memulai babak baru dalam karier kepelatihannya, hanya 18 hari setelah menyelesaikan tugas sementara sebagai pelatih Manchester United.

Penunjukan ini memberikan harapan baru bagi Leicester, yang saat ini berjuang di peringkat ke-16 Liga Inggris.

Baca Juga: Real Madrid Siap Memboyong Bintang Liverpool Trent Alexander-Arnold Secara Gratis

Profil Ruud van Nistelrooy: Dari Pemain Legendaris ke Pelatih Ambisius

Ruud van Nistelrooy, yang dikenal sebagai salah satu striker terbaik dalam sejarah sepak bola, mengukir namanya di Manchester United dengan mencetak 150 gol dalam 219 pertandingan antara 2001 dan 2006.

Setelah gantung sepatu pada 2012, ia memulai karier kepelatihannya di akademi PSV Eindhoven sebelum naik menjadi pelatih tim utama pada 2022.

Sebagai pelatih, Van Nistelrooy menunjukkan dedikasi dan obsesinya terhadap kesempurnaan, yang menjadi ciri khasnya sejak masih menjadi pemain.

Selama masa jabatannya di PSV, ia memenangkan Piala KNVB dan membawa timnya finis di posisi kedua Eredivisie dalam satu-satunya musim penuhnya sebagai pelatih.

Baca Juga: Ruben Amorim Menaruh Harapan Besar pada Bintang Manchester United yang Terlupakan Ini

Strategi dan Gaya Kepelatihan Van Nistelrooy

Van Nistelrooy dikenal dengan pendekatan permainan yang realistis dan taktis. Menurut Marcel van der Kraan, editor olahraga surat kabar De Telegraaf, gaya bermain tim asuhan Van Nistelrooy tidak terlalu ofensif, tetapi penuh “venom” atau daya gedor yang efektif. Ia lebih mengutamakan pengembangan pemain daripada sekadar meraih trofi.

Selama melatih PSV, Van Nistelrooy bekerja sama dengan pemain muda berbakat seperti Cody Gakpo dan Noni Madueke, yang kini menjadi bintang di liga top Eropa. Mantan pemain muda PSV, Xavi Simons, bahkan menyebut Van Nistelrooy sebagai pelatih yang mengajarkan segalanya kepadanya.

Setelah meninggalkan PSV pada 2023, Van Nistelrooy meluangkan waktu untuk belajar dari pelatih-pelatih ternama di klub-klub seperti Real Madrid, Boca Juniors, dan River Plate.

Ia juga menyerap budaya sepak bola lokal, termasuk pengalaman langsung di La Boca, Buenos Aires, yang memberinya wawasan tentang pentingnya memahami budaya lokal dalam membangun tim yang sukses.

Baca Juga: Rodri Absen Panjang, Skuat Manchester City Jadi Pincang

Tantangan Baru di Leicester City

Leicester City memutuskan untuk berpisah dengan Steve Cooper setelah hasil yang kurang memuaskan. Dengan penunjukan Van Nistelrooy, klub berharap bisa memanfaatkan pengalaman dan semangatnya untuk membangun kembali tim.

Meskipun minim pengalaman melatih di level senior, karakter Van Nistelrooy yang “driven” dan “obsessed with perfection” menjadi daya tarik utama. Dalam tugas sementaranya di Manchester United, ia menunjukkan ketenangan dan otoritas yang dibutuhkan untuk menangani tekanan di tingkat tertinggi.

Leicester City berharap kehadiran Van Nistelrooy dapat memberikan dampak positif, baik dalam performa di lapangan maupun pengembangan pemain muda. Dengan rekam jejaknya dalam mengasah bakat-bakat muda dan pendekatan taktis yang matang, ada potensi besar bagi Leicester untuk bangkit dari keterpurukan.