AS Berpotensi Blokir Transfer Sejumlah Senjata ke Israel BERITA AKURAT DARI SELURUH DUNIA
ILUSTRASI. Bendera Israel dan Amerika dikibarkan saat latihan terakhir upacara penyambutan Presiden AS Joe Biden menjelang kunjungannya ke Israel, di bandara Internasional Ben Gurion, di Lod dekat Tel Aviv, Israel 12 Juli 2022. REUTERS/Amir Cohen
Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID – Senat AS sedang mempersiapkan rancangan aturan yang akan mampu memblokir transfer sejumlah senjata ke Israel, karena mitranya itu terus menghalangi pengiriman bantuan untuk warga sipil di Gaza.
Mengutip Reuters, Senat AS akan melakukan pemungutan suara pada hari Rabu (21/11) mengenai undang-undang yang akan memblokir penjualan senjata ke Israel.
Dokumen “resolusi ketidaksetujuan” ini diajukan oleh Senator Bernie Sanders, seorang independen yang bergabung dengan Partai Demokrat.
Para pendukungnya berharap agar resolusi tersebut akan mendorong pemerintah Israel dan pemerintahan Presiden Joe Biden untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil di Gaza.
Baca Juga: Rusia & China Dukung Embargo Senjata Terhadap Israel, Erdogan Lempar Pujian
Dua resolusi yang disiapkan akan memblokir penjualan peluru mortir 120 mm dan amunisi serang langsung gabungan (JDAM). Masing-masing didukung oleh Senator Demokrat Jeff Merkley dan Peter Welch.
Kit ekor JDAM, yang mengubah bom standar tanpa pemandu menggunakan sirip dan sistem pemandu GPS menjadi senjata berpemandu, dibuat oleh Boeing.
Resolusi ketiga akan memblokir penjualan peluru tank. Resolusi ini disponsori oleh Senator Demokrat Brian Schatz.
Baca Juga: Paus Fransiskus Minta Penyelidikan atas Genosida di Gaza Segera Dilakukan
Tonton: Pasukan Israel Bakar Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Perang Didanai Oleh Pajak AS
Senator Sanders mengkritik kebijakan Biden yang terus mengeluarkan uang untuk mendukung serangan Israel di Gaza.
Sanders mengatakan, hampir seluruh serangan Israel dilakukan dengan senjata buatan AS dan didukung oleh US$ 18 miliar pajak AS.
“Israel telah menjatuhkan bom seberat 2.000 pon yang disediakan AS ke lingkungan yang padat penduduk, menewaskan ratusan warga sipil untuk melumpuhkan segelintir pejuang Hamas, dan tidak melakukan upaya apa pun untuk membedakan antara warga sipil dan kombatan. Tindakan ini tidak bermoral dan ilegal,” kata Sanders, dikutip Reuters.
Sebagian besar penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang telah mengungsi dan meninggalkan tanah kelahirannya sendiri akibat serangan militer Israel selama satu tahun terakhir.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan, lebih dari 43.922 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel. Jumlahnya jelas masih akan bertambah, mengingat Israel masih belum mengendurkan intensitas serangannya. Kematian akibat penyakit dan kelaparan juga masih akan terus tercatat.
Tinggalkan Balasan