ILUSTRASI. Seorang perempuan Palestina, Fatima Bashir, dan cucu perempuannya duduk di samping sisa-sisa rumah mereka yang hancur akibat serangan udara Israel, di kota Deir al-Balah di Jalur Gaza bagian tengah, 12 Mei 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa  

Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JENEWA. Kantor Hak Asasi Manusia PBB melaporkan bahwa hampir 70% dari korban tewas yang terverifikasi dalam perang Gaza adalah wanita dan anak-anak. Hal ini memunculkan kekhawatiran mengenai pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.

Menurut data PBB, korban tewas mencapai 8.119 jiwa sejak perang yang berlangsung selama 13 bulan antara militer Israel dan kelompok Hamas.

Namun, angka ini jauh lebih rendah dibandingkan laporan otoritas kesehatan Palestina yang menyebutkan lebih dari 43.000 korban jiwa.

Baca Juga: Israel akan Membuka Perbatasan Kissufim untuk Memperlancar Bantuan ke Gaza

Walau begitu, analisis PBB mengenai usia dan jenis kelamin korban mendukung klaim Palestina bahwa sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak.

Temuan PBB ini mengindikasikan “pelanggaran sistematis terhadap prinsip-prinsip fundamental hukum kemanusiaan internasional, termasuk prinsip perbedaan antara kombatan dan warga sipil, serta proporsionalitas,” kata Kantor HAM PBB dalam laporan mereka yang berjumlah 32 halaman.

Misi diplomatik Israel di Jenewa dengan tegas menolak laporan tersebut.

Israel menyatakan bahwa laporan Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) “gagal mencerminkan situasi di lapangan secara akurat” dan mengabaikan peran Hamas dalam menyebabkan kerugian pada warga sipil di Gaza.

Baca Juga: Netanyahu Tunjuk Pejabat Kelahiran Amerika Sebagai Duta Besar untuk AS

Militer Israel, yang memulai serangan sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menawan lebih dari 250 sandera, mengklaim bahwa mereka berupaya menghindari korban sipil di Gaza.

Israel menuduh Hamas menggunakan infrastruktur sipil sebagai pelindung, termasuk rumah sakit, meskipun Hamas membantah tuduhan tersebut.

Korban Termuda Berusia Satu Hari

Ajith Sunghay, Kepala Kantor HAM PBB untuk Wilayah Pendudukan Palestina menjelaskan bahwa data korban tewas telah diverifikasi melalui tiga sumber berbeda, termasuk keluarga korban, LSM lokal, catatan rumah sakit, dan staf PBB di lapangan.

“Jumlah korban tahun ini jauh lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kami memerlukan waktu untuk memverifikasi,” katanya, sambil memperkirakan bahwa jumlah akhir PBB akan mendekati angka yang dilaporkan otoritas Palestina.

Baca Juga: Penggemar Sepak Bola Israel Diserang di Amsterdam, Apa Sebabnya?

Korban termuda yang terverifikasi adalah bayi laki-laki berusia satu hari, sementara korban tertua adalah wanita berusia 97 tahun.

Data PBB menunjukkan bahwa 44% dari korban tewas adalah anak-anak berusia 18 tahun ke bawah, dengan kategori usia lima hingga sembilan tahun sebagai kelompok terbesar, diikuti oleh anak usia 10-14 tahun.

Laporan ini menunjukkan bahwa dalam 88% kasus, lima orang atau lebih tewas dalam satu serangan, yang menunjukkan penggunaan senjata oleh militer Israel dengan dampak yang luas.

Laporan PBB juga mencatat bahwa beberapa kematian mungkin disebabkan oleh proyektil yang salah sasaran dari kelompok bersenjata Palestina.