ILUSTRASI. Seorang pemain sepak bola Liga Premier Inggris, yang berusia sekitar 30-an, telah menjadi sorotan akibat berbagai tuduhan pelanggaran seksual. Reuters/Andrew Boyers

Sumber: Mirror.co.uk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Seorang pemain sepak bola Liga Premier Inggris, yang berusia sekitar 30-an, telah menjadi sorotan akibat berbagai tuduhan pelanggaran seksual yang diajukan terhadapnya.

Kasus ini pertama kali muncul pada musim panas 2022 ketika pemain tersebut ditangkap di sebuah alamat di wilayah barat London atas dugaan pemerkosaan.

Setelah penangkapan pertama ini, pemain tersebut tetap aktif berkompetisi bersama klubnya meski proses penyelidikan berjalan.

Baca Juga: Manchester City Mengalami Empat Kekalahan Beruntun, Pep Guardiola Alasan Begini

Pada Kamis, 7 November, pemain ini hadir di kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait dua tuduhan pemerkosaan serta dugaan pelanggaran seksual lainnya yang melibatkan seorang korban ketiga.

Ini adalah kali ketiga sang pemain diinterogasi oleh pihak kepolisian di bawah peringatan, seiring dengan berlanjutnya penyelidikan intensif.

Rincian Tuduhan dan Penangkapan

Pemain tersebut pertama kali ditangkap pada Juli 2022, setelah laporan dugaan pemerkosaan yang diduga terjadi pada Juni tahun yang sama.

Ketika masih dalam tahanan, dia kembali ditangkap dengan dugaan keterlibatan dalam dua insiden pemerkosaan lainnya yang konon terjadi pada April dan Juni 2021.

Dalam perkembangan kasus tersebut, pihak kepolisian memutuskan untuk tidak mengambil tindakan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran dari tahun 2021, mengingat bahwa undang-undang terkait belum berlaku pada saat kejadian.

Baca Juga: Jadi Nahkoda Baru MU, Ruben Amorim Bawa Tim Pelatihnya Sendiri dari Sporting Lisbon

Pada Februari 2023, sang pemain kembali menghadapi penangkapan baru atas dugaan tindak pelecehan seksual yang diduga terjadi di London Barat pada Februari 2022.

Pemanggilan terakhir di kantor polisi minggu lalu menunjukkan bahwa kepolisian tetap serius dalam menggali bukti dan kesaksian seputar kasus ini, yang melibatkan beberapa korban yang telah melapor.

Sikap Kepolisian dalam Menangani Kasus

Pihak Kepolisian Metropolitan Inggris menegaskan komitmennya untuk melanjutkan penyelidikan secara menyeluruh dan terperinci terhadap pemain yang sedang dihadapkan dengan serangkaian tuduhan ini.

Para detektif aktif melakukan berbagai investigasi untuk memastikan penegakan hukum dilakukan dengan benar, sambil terus memberikan dukungan kepada para pelapor.

Seorang juru bicara dari Kepolisian Metropolitan menyatakan bahwa penyelidikan tersebut mencakup berbagai laporan dugaan pelanggaran seksual yang berlangsung antara tahun 2021 hingga 2023.

Baca Juga: Manchester United Umumkan Kepergian Ruud van Nistelrooy, Era Baru Ruben Amorim

Dukungan psikologis dan emosional juga diberikan kepada para korban yang telah berani melapor.

Dampak dan Implikasi Kasus Terhadap Liga Premier

Kasus ini menyoroti besarnya perhatian yang diberikan kepada perilaku pemain di luar lapangan, terutama terkait dengan isu pelanggaran hukum yang serius seperti pelecehan seksual.

Liga Premier sebagai badan sepak bola terkemuka dunia sangat menjaga reputasinya, sehingga kejadian ini berpotensi mencoreng citra liga di mata publik.

Banyak pihak yang berharap agar klub dan asosiasi sepak bola melakukan pemantauan lebih ketat terhadap perilaku pemain di luar lapangan, serta memberikan edukasi yang diperlukan mengenai implikasi hukum dan sosial dari tindakan kriminal.

Perlindungan Privasi dan Hak Korban

Selain aspek hukum, kasus ini juga mengangkat isu perlindungan hak-hak korban dalam proses peradilan.

Baca Juga: Akhirnya Ruben Amorim Tiba di Carrington, Siap Pimpin Manchester United

Kepolisian Metropolitan berupaya keras untuk menjaga kerahasiaan identitas pelapor dan memastikan bahwa mereka mendapat perlindungan yang dibutuhkan selama proses investigasi.

Penanganan yang hati-hati sangat penting untuk menghindari dampak traumatis yang mungkin timbul akibat kasus ini, terutama bagi para korban.