ILUSTRASI. CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini membagikan filosofi pribadinya yang unik melalui video di media sosial. REUTERS/Edgar Su

Sumber: Times of India | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini membagikan filosofi pribadinya yang unik melalui video di media sosial, di mana ia mengungkapkan bahwa dirinya memilih untuk tidak memakai jam tangan.

Bagi Huang, keputusan ini mencerminkan komitmennya untuk hidup penuh di saat ini. Filosofi ini juga menjadi pedoman Nvidia dalam berinovasi dan bertumbuh, yang memungkinkan perusahaan ini menjadi pemimpin global di bidang kecerdasan buatan (AI).

Filosofi Fokus pada Masa Kini yang Membentuk Kepemimpinan Huang

Bagi Huang, memilih untuk tidak memakai jam tangan adalah simbol dari komitmennya untuk fokus sepenuhnya pada masa kini, tanpa terdistraksi oleh ambisi yang berlebihan terhadap masa depan.

Baca Juga: Apple Akuisisi Pixelmator, Pembuat Aplikasi Pengeditan Foto Populer

Dalam videonya, ia menyatakan, “Banyak orang tidak tahu, tetapi saya tidak memakai jam tangan. Alasannya sederhana: momen saat ini adalah yang terpenting.”

Huang menjelaskan bahwa dia tidak terdorong oleh keinginan untuk terus mencapai lebih banyak, melainkan lebih berfokus pada mengerjakan setiap tugas dengan sebaik-baiknya di setiap momen, membiarkan kesuksesan datang secara alami.

Pendekatan ini sangat selaras dengan etos kerja Nvidia. Menurut Huang, perusahaan ini tidak berpegang pada rencana jangka panjang yang konvensional.

“Bagi Nvidia, definisi dari ‘rencana jangka panjang’ hanyalah, ‘Apa yang kita kerjakan hari ini?’” katanya.

Dengan mengarahkan energi pada proyek-proyek saat ini, Nvidia telah membangun reputasi sebagai perusahaan yang gesit, inovatif, dan responsif terhadap tren terbaru dalam teknologi AI.

Inspirasi di Balik Pola Pikir Huang

Huang terinspirasi oleh pengalaman tak terlupakan dengan seorang tukang kebun di Kyoto, Jepang, yang memperkuat komitmennya untuk hidup sepenuhnya di masa kini.

Dalam wawancara pada tahun 2023, Huang mengenang kunjungannya ke taman berlumut di Kyoto, di mana seorang tukang kebun bekerja dengan alat sederhana dan kesabaran luar biasa meski dalam terik musim panas.

Baca Juga: Anak Usaha Foxconn Akan Investasi di Vietnam Senilai US$ 80 Juta

Saat Huang bertanya bagaimana tukang kebun itu bisa melakukan pekerjaannya dengan penuh ketelitian, tukang kebun tersebut menjawab, “Saya punya banyak waktu.”

Jawaban tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi Huang, yang melihatnya sebagai perwujudan dari filosofi hidupnya sendiri. “Sekarang adalah waktu terpenting—berkomitmenlah sepenuhnya,” ujarnya.

“Saya jarang merasa harus mengejar sesuatu; saya lebih berkonsentrasi pada masa kini dan benar-benar menikmati pekerjaan saya,” terangnya.

Pola pikir ini tidak hanya membentuk karir Huang, tetapi juga memengaruhi strategi operasional Nvidia, memperkuat budaya fokus yang penuh kesadaran daripada ambisi yang terus-menerus.

Pertumbuhan Luar Biasa Nvidia di Tengah Revolusi AI

Di bawah kepemimpinan Huang, Nvidia telah berkembang menjadi pemimpin di industri AI, menyediakan unit pemrosesan grafis (GPU) yang sangat penting untuk berbagai aplikasi AI.

Chip Nvidia mendukung teknologi mulai dari pembelajaran mendalam hingga kendaraan otonom, menempatkan Nvidia di garis depan revolusi AI. Nilai pasar Nvidia telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya perusahaan publik yang sangat bernilai dan sempat melampaui raksasa teknologi seperti Microsoft dan Apple.

Baca Juga: Nvidia Geser Posisi Intel pada Indeks Dow Jones Industrial Average

Pendekatan Huang yang berfokus pada masa kini memungkinkan Nvidia untuk membuat kemajuan cepat dan merespons permintaan yang meningkat akan teknologi AI.

Kesuksesan Nvidia sebagian besar dikaitkan dengan kepemimpinannya dalam pengembangan GPU berperforma tinggi dan perangkat keras spesifik AI yang mendukung pemrosesan data kompleks dan aplikasi pembelajaran mesin.

Teknologi ini telah menjadi sangat penting di berbagai industri, mulai dari perawatan kesehatan hingga mobil tanpa pengemudi, menciptakan permintaan pasar yang kuat dan mendorong pertumbuhan perusahaan.

Tonggak Keuangan dan Peningkatan Kekayaan Jensen Huang

Kepemimpinan Huang tidak hanya mendorong kesuksesan Nvidia, tetapi juga secara signifikan meningkatkan kekayaannya secara pribadi. Berdasarkan indeks miliarder Bloomberg, Huang kini menempati peringkat ke-11 sebagai orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih mendekati $130 miliar.

Selama lima tahun terakhir, kekayaannya meningkat hampir $100 miliar, atau sekitar Rp 500 miliar per hari, seiring dengan meningkatnya nilai Nvidia.

Akumulasi kekayaan yang cepat ini mencerminkan dominasi Nvidia dalam teknologi terkait AI, yang mendorong permintaan GPU-nya. Seiring dengan semakin meluasnya adopsi AI secara global, posisi pasar Nvidia semakin solid, menjadikannya pemain penting dalam industri ini dan memastikan tempat Huang di antara individu terkaya di dunia.

Nasihat Karir dari Jensen Huang

Bagi mereka yang mencari nasihat karir, Huang menawarkan rekomendasi sederhana namun berdampak besar: fokuslah pada masa kini. “Sekarang adalah waktu terpenting,” ujarnya.

Pendekatan Huang menunjukkan bahwa mendedikasikan diri pada tugas yang sedang dikerjakan, alih-alih terfokus pada hasil di masa depan, dapat membawa kepuasan pribadi dan kesuksesan profesional.

Perspektif Huang ini selaras dengan tren yang berkembang di antara para pemimpin yang memprioritaskan mindfulness dan produktivitas yang fokus pada masa kini sebagai cara untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.

Baca Juga: Samsung Electronics Membukukan Laba US$6,66 Miliar pada Kuartal III 2024

Masa Depan Nvidia dalam AI dan Inovasi Teknologi

Meskipun Nvidia tidak mengikuti rencana strategis jangka panjang yang tradisional, fokus Huang pada masa kini memungkinkan perusahaan untuk tetap berada di garis depan teknologi.

Dengan terus memperbaiki produk dan merespons perubahan industri secara real-time, Nvidia memiliki posisi yang kuat untuk mempertahankan kepemimpinannya dalam AI dan teknologi lainnya.

Kemajuan perusahaan dalam teknologi GPU, pemrosesan data, dan pembelajaran mesin tidak hanya mendorong pertumbuhannya tetapi juga menetapkan standar di industri teknologi, menjadikan Nvidia sebagai tolok ukur inovasi.