ILUSTRASI. CEO Zomato, Deepinder Goyal, baru-baru ini memicu perdebatan publik dengan mengiklankan posisi Chief of Staff. REUTERS/Florence Lo/Illustration

Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – NEW DELHI. CEO Zomato, Deepinder Goyal, baru-baru ini memicu perdebatan publik dengan mengiklankan posisi Chief of Staff yang memiliki ketentuan tidak biasa: tidak ada gaji di tahun pertama dan sebagai gantinya, kandidat harus membayar “biaya” sebesar 2 juta rupee (sekitar US$23,700).

Posisi Chief of Staff yang Kontroversial

Pada Rabu malam, Goyal mengunggah pengumuman di media sosial yang mengundang kandidat dengan “keterampilan komunikasi kelas A” dan sikap yang “down to earth”.

Goyal menekankan bahwa kandidat yang terpilih akan memiliki kesempatan untuk membantu membangun Zomato, bisnis pengantaran cepat Blinkit, dan vertikal lainnya. Namun, dalam posisi ini, tidak ada gaji yang akan diterima pada tahun pertama.

Baca Juga: Gautam Adani Dituduh Terlibat Skema Penyuapan Senilai US$250 Juta di AS

Sebagai gantinya, kandidat harus membayar biaya sebesar 2 juta rupee untuk sebuah “kesempatan” yang menurut Goyal akan memberikan “10x lebih banyak pembelajaran dibandingkan dengan gelar dua tahun dari sekolah manajemen terkemuka”.

Namun, Goyal menjamin bahwa jika semuanya berjalan dengan baik, posisi ini akan memberikan gaji tahunan minimal 5 juta rupee (sekitar US$60,000) mulai tahun kedua.

Pro dan Kontra Tawaran Ini

Pengumuman ini menuai berbagai reaksi di platform LinkedIn dan X (sebelumnya Twitter). Beberapa eksekutif bisnis dan pengguna memuji inisiatif tersebut, beranggapan bahwa ini akan memberikan kurva pembelajaran yang curam yang bahkan bisa lebih berharga daripada mengikuti program MBA.

Namun, ada pula kritik tajam terkait kebijakan ini yang dianggap menciptakan hambatan bagi calon yang ambisius namun tidak mampu membayar biaya tersebut.

Deepak Singh, yang sebelumnya bekerja di Walmart dan Flipkart, menulis di LinkedIn: “Saya suka kreativitasnya, tapi ini otomatis mengecualikan orang-orang ambisius dari kalangan menengah yang tidak memiliki uang sebanyak itu.”

Baca Juga: Raksasa Perusahaan Logistik Asal China Ini Incar US$793 Juta dari IPO di Hong Kong

Aparna Mittal, seorang ahli dalam keberagaman dan inklusi, berkomentar: “Ini terlihat seperti kasus orang yang memiliki privilese menciptakan ‘kesempatan’ hanya untuk mereka yang memiliki privilese.”

Namun, beberapa orang, seperti Arnav Gupta, seorang programmer teknologi, menyambut tawaran pekerjaan ini dengan positif, mengatakan: “Jika Anda mencari karier di konsultan manajemen/strategi, ini jauh lebih berharga.”

Reaksi dan Dampaknya terhadap Zomato

Zomato sendiri belum memberikan tanggapan terkait reaksi publik terhadap pengumuman ini, meskipun postingan tersebut telah menarik lebih dari 5 juta tampilan.

Sementara itu, perusahaan yang dibangun oleh Goyal ini terus berkembang pesat, terutama dalam bisnis pengantaran cepat, Blinkit, yang mengantarkan barang belanjaan dalam waktu kurang dari 10 menit.

Baca Juga: China Mengakhiri Kebijakan Rebate Pajak Ekspor untuk Aluminium dan Tembaga

Tahun ini, harga saham Zomato telah naik dua kali lipat, yang memberikan valuasi lebih dari US$28 miliar untuk perusahaan ini.

Keputusan Goyal untuk menawarkan posisi ini tanpa gaji di tahun pertama dan mengharuskan kandidat membayar biaya besar tersebut mencerminkan pola pikir yang ambisius dan berani dalam memajukan perusahaan, meskipun hal ini menimbulkan tantangan tersendiri dalam hal aksesibilitas dan keberagaman.