ILUSTRASI. Logo BYD

Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID – Pemerintah Brasil menemukan 163 pekerja asal China yang bekerja dalam kondisi seperti perbudakan di sebuah fasilitas milik produsen mobil listrik China, BYD, yang ada di wilayah Camacari, negara bagian Bahia.

Kantor kejaksaan ketenagakerjaan setempat melaporkan, para pekerja tersebut direkrut langsung di China dan dibawa ke Brasil oleh perusahaan lain secara berkala, namun tidak teratur.

“Para pekerja harus meminta izin untuk meninggalkan tempat tinggal mereka, dan setidaknya 107 pekerja juga paspornya ditahan oleh majikan mereka,” kata inspektur ketenagakerjaan Liane Durao.

Baca Juga: Bakal Naik Karena PPN 12%, Cek Harga Mobil BYD Atto, Dolphin & M6 Desember 2024

Tonton: China Menguasai Pasar Kendaraan Listrik (EV) Global hingga 76%

Diketahui bahwa mereka dipaksa bekerja selama berjam-jam, melebihi jam kerja yang diizinkan oleh hukum Brasil. Dalam situasi tertentu, mereka bekerja selama tujuh hari seminggu penuh.

Otoritas ketenagakerjaan juga menilai bahwa para pekerja ditempatkan dalam kondisi yang merendahkan martabat. Kondisi di tempat kerja juga berbahaya.

“Kami menemukan bahwa pekerjaan dari 163 pekerja ini, dilakukan dalam kondisi seperti perbudakan. Kondisi keselamatan minimum tidak terpenuhi di lingkungan kerja,” lanjut Durao.

Baca Juga: Honda dan Nissan Targetkan Finalisasi Pembicaraan Merger pada Juni 2025

Mengutip Reuters, “kondisi seperti perbudakan” di Brasil mencakup kerja paksa, perbudakan utang, kondisi kerja yang merendahkan martabat, jam kerja panjang yang menimbulkan risiko bagi kesehatan pekerja, dan pekerjaan apa pun yang melanggar martabat manusia.

Meskipun data dan bukti sudah dikumpulkan, namun Durao memastikan bahwa pekerjaan masih berlangsung dan denda belum dikeluarkan.

Pihak BYD juga belum memberikan komentar. Untuk sementara ini otoritas ketenagakerjaan Brasil tidak mengungkapkan nama-nama perusahaan yang terlibat dalam perekrutan pekerja tersebut.