Google Membatalkan Pixel Tablet 3, Masa Depan Suram untuk Tablet Android? BERITA AKURAT DARI SELURUH DUNIA
ILUSTRASI. Android tablet memang tidak pernah mendekati kesuksesan yang diraih iPad milik Apple dan perangkat dari Google. REUTERS/Toby Melville/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD
Sumber: GSM Arena | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Android tablet memang tidak pernah mendekati kesuksesan yang diraih iPad milik Apple, dan perangkat dari Google pun termasuk dalam penilaian ini.
Setelah sempat menyerah pada pasar tablet di tahun 2019, Google kembali mencoba dengan memperkenalkan Pixel Tablet pada 2022 dan merilisnya pada tahun lalu.
Namun, laporan terbaru menunjukkan bahwa Google mungkin sekali lagi mengundurkan diri dari persaingan di segmen ini.
Pembatalan Pixel Tablet 3: Keputusan Mendadak?
Menurut laporan yang bersumber dari beberapa narasumber industri, Google memutuskan untuk membatalkan pengembangan Pixel Tablet 3, yang memiliki nama kode internal “Kiyomi”.
Baca Juga: Apple Naikkan Tawaran Investasinya di Indonesia hingga 10x Lipat Jadi US$100 Juta
Keputusan ini diambil pekan lalu, dan semua tim yang terlibat diberi tahu mengenai penghentian proyek tersebut.
Karyawan yang sebelumnya bekerja pada Pixel Tablet 3 telah dialokasikan ke proyek lain di dalam perusahaan.
Dengan kabar ini, tampaknya Pixel Tablet 2 akan menjadi tablet terakhir dari Google, setidaknya untuk saat ini.
Meskipun Pixel Tablet 2 dirumorkan memiliki aksesoris berupa keyboard resmi dari pihak pertama, tidak adanya penerus dari perangkat ini menjadi berita buruk bagi penggemar tablet Android.
Strategi Google yang Kurang Jelas
Keputusan ini menyoroti ketidakpastian Google terhadap pasar tablet.
Baca Juga: Update November 2024: Daftar Harga HP Samsung Galaxy S24 Ultra Resmi
Sejak awal, Google terlihat enggan mengintegrasikan fitur-fitur khusus tablet ke dalam Android. Hal ini memberikan Apple keunggulan besar, yang terus mendominasi pasar tablet global dengan iPad.
Sebaliknya, Google tampaknya memilih untuk mengalihkan fokusnya ke perangkat laptop berbasis integrasi Chrome OS dengan Android.
Meskipun langkah ini mungkin menarik, strategi ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah langkah tersebut cukup untuk menghadapi dominasi Apple di pasar perangkat portabel?
Tinggalkan Balasan