Hizbullah dan Israel Sepakati Gencatan Senjata, Mulai Berlaku 27 November 2024 BERITA AKURAT DARI SELURUH DUNIA
ILUSTRASI. Sebuah bendera Libanon raksasa terlihat di gedung rusak setelah sebuah ledakan besar terjadi di Beirut, Libanon, Sabtu (15/8/2020). REUTERS/Goran Tomasevic
Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID – Kesepakatan gencatan senjata antara Hizbullah dan Israel akhirnya tercapai. Gencatan senjata ini mulai berlaku pada hari Rabu (27/11) waktu setempat.
Keputusan penting ini lahir setelah kedua pihak menerima perjanjian yang ditengahi oleh AS dan Prancis.
Presiden AS, Joe Biden, langsung mengeluarkan pernyataan setelah kabinet keamanan Israel menyetujui perjanjian gencatan senjata tersebut dengan suara 10-1 pada hari Selasa (26/11).
Biden mengatakan, dirinya telah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati perihal kesepakatan tersebut.
Baca Juga: AS Veto Resolusi Gencatan Senjata Gaza di Dewan Keamanan PBB
Dengan demikian, pertempuran antara Hizbullah di Lebanon dan Israel akan efektif berhenti pada pukul 4 pagi waktu setempat.
“Hal ini dirancang untuk menjadi penghentian permusuhan secara permanen. Sisa-sisa Hezbollah dan organisasi teroris lainnya tidak akan dibiarkan mengancam keamanan Israel lagi,” kata Biden, dikutip Reuters.
Biden menambahkan, pemerintahannya juga mendorong gencatan senjata di Gaza, serta potensi normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel.
Militer Lebanon telah bersiap untuk melakukan pengerahan pasukan ke wilayah selatan negara tersebut. Mereka bertugas membantu memastikan gencatan senjata tetap berlaku.
Baca Juga: OCHA: 2024 Menjadi Tahun Paling Mematikan Bagi Pekerja Kemanusiaan di Seluruh Dunia
Tonton: Peluang Gencatan Senjata dalam Konflik Lebanon-Israel Mulai Terlihat
Israel juga akan menarik pasukannya secara bertahap selama 60 hari, sambil memastikan pasukan Hizbullah tidak membangun kembali infrastrukturnya di wilayah dekat perbatasan kedua negara.
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengatakan militer akan mengerahkan sedikitnya 5.000 tentara di Lebanon selatan saat pasukan Israel mundur.
Dari pihak Israel, Netanyahu mengatakan dia siap melaksanakan gencatan senjata tetapi akan menanggapi dengan tegas setiap pelanggaran oleh Hizbullah.
Bagi Netanyahu, gencatan senjata ini akan membuat Israel bisa lebih fokus pada ancaman dari Iran, memberi tentara kesempatan untuk beristirahat dan mengisi kembali persediaan, dan mengisolasi Hamas.
Tinggalkan Balasan