ILUSTRASI. Komisioner Tanah Texas, Dawn Buckingham, mengirimkan surat kepada Presiden terpilih Donald Trump menawarkan untuk pembangunan fasilitas deportasi.. REUTERS/Brian Snyder 

Sumber: Newsweek | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pada hari Selasa, Komisioner Tanah Texas, Dawn Buckingham, mengirimkan surat kepada Presiden terpilih Donald Trump menawarkan penggunaan Sheerin Ranch, sebuah lahan seluas 1.402 hektar yang dibeli negara bagian pada bulan Oktober lalu, untuk pembangunan fasilitas deportasi.

Lahan ini terletak di Starr County, Texas, tepatnya di sepanjang sungai Rio Grande yang memisahkan Amerika Serikat dan Meksiko.

Letaknya sekitar 56 kilometer di barat McAllen, Texas, dan saat ini digunakan untuk berbagai kegiatan pertanian.

Lokasi Strategis untuk Fasilitas Deportasi

Sheerin Ranch terletak di area yang strategis di sepanjang tikungan sungai Rio Grande, menjadikannya lokasi yang ideal untuk proyek besar ini.

Baca Juga: Donald Trump akan Gunakan Kekuatan Militer untuk Melaksanakan Deportasi Massal di AS

Peta yang menunjukkan lokasi ranch ini memperlihatkan posisi yang sangat dekat dengan perbatasan, memberikan akses mudah untuk operasi yang berfokus pada pengawasan dan penegakan hukum di perbatasan.

Keberadaan lahan ini di Starr County juga sangat relevan mengingat daerah tersebut telah menjadi titik fokus dalam pembicaraan mengenai imigrasi ilegal dan kontrol perbatasan.

Tujuan Pembangunan Fasilitas Deportasi

Dawn Buckingham dalam suratnya menekankan niatnya untuk mendukung “deportasi massal terhadap kriminal kekerasan terbesar dalam sejarah negara ini.”

Lahan Sheerin Ranch yang sebelumnya digunakan untuk pertanian kini diajukan untuk pembangunan fasilitas yang akan digunakan untuk menampung dan memproses individu yang terlibat dalam imigrasi ilegal.

Menurut Buckingham, lahan tersebut mudah untuk dibangun dan telah dipertimbangkan secara cermat sebagai lokasi yang cocok untuk mendukung agenda deportasi besar-besaran yang direncanakan oleh pemerintahan Trump.

Dukungan dari Pejabat Terkait

Tom Homan, mantan Direktur Pelaksana Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) yang diangkat oleh Trump sebagai “czar perbatasan”, menyatakan bahwa pemerintah Trump akan menerima tawaran ini dengan penuh antusias.

Baca Juga: Daftar Lengkap Calon Kabinet Donald Trump, Pembaruan Besar Menanti!

Dalam wawancaranya dengan Fox News, Homan menjelaskan bahwa administrasi Trump akan menggunakan segala daya yang dimiliki untuk memastikan bahwa perbatasan Amerika Serikat aman dan bahwa deportasi massal akan segera dilaksanakan.

Dalam pernyataannya kepada Newsweek, juru bicara transisi Trump-Vance, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa pejabat lokal dan negara bagian yang berada di garis depan menghadapi invasi perbatasan oleh pemerintahan Harris-Biden telah mengalami kesulitan selama empat tahun terakhir dan sangat berharap agar Trump kembali ke Gedung Putih.

Leavitt menyatakan bahwa di hari pertama masa jabatan Trump, dia akan segera memanfaatkan semua kekuatan untuk mengamankan perbatasan dan meluncurkan operasi deportasi terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.

Rencana Pembangunan Tembok Pengaman

Selain membangun fasilitas deportasi, Komisi Tanah Texas juga mengumumkan rencananya untuk membangun tembok pengaman sepanjang 1,5 mil di sepanjang Sheerin Ranch.

Tembok ini akan berfungsi sebagai penghalang fisik untuk memastikan bahwa wilayah tersebut terlindungi dengan baik dan meminimalisir akses ilegal ke wilayah perbatasan.

Rencana ini sejalan dengan pengumuman Gubernur Texas, Greg Abbott, yang pada Juni 2021 mengungkapkan niatnya untuk membangun tembok di sepanjang perbatasan Texas-Meksiko.

Meski demikian, hingga Juli 2024, hanya sekitar 34 mil dari tembok tersebut yang berhasil dibangun dari total panjang perbatasan sepanjang 1.254 mil.

Keberagaman Penggunaan Lahan Sheerin Ranch

Sheerin Ranch sebelumnya digunakan untuk pertanian dengan menghasilkan berbagai produk pertanian seperti bawang, canola, bunga matahari, sorgum, jagung, kapas, dan kedelai.

Lahan yang subur ini memberikan potensi besar bagi operasi pertanian, dan rencananya akan digunakan untuk mendukung fasilitas yang akan dibangun di lokasi tersebut.

Penggunaan kembali lahan ini untuk kepentingan yang lebih besar, seperti fasilitas deportasi, merupakan langkah signifikan dalam strategi pengamanan perbatasan yang lebih ketat.

Baca Juga: Amerika Serikat Bangun Pangkalan Militer Baru di Jepang Demi Lindungi Taiwan

Reaksi terhadap Penolakan Negara Pemberi Suaka

Tanggapan terhadap rencana deportasi massal ini tidak semuanya positif.

Beberapa negara bagian yang dipimpin oleh partai Demokrat yang dikenal dengan kebijakan “sanctuary” telah menyatakan bahwa mereka tidak akan bekerja sama dengan rencana deportasi yang diusung oleh pemerintah federal.

Tom Homan menanggapi hal ini dengan tegas, mengatakan bahwa jika negara-negara tersebut menolak untuk membangun fasilitas detensi, pemerintah akan mengambil langkah untuk menahan individu yang terkait dan memindahkan mereka ke luar negara bagian.