Jepang Temukan Harta Karun di Dasar Laut Senilai US$26.290.780.000 BERITA AKURAT DARI SELURUH DUNIA
ILUSTRASI. Peneliti di Jepang menemukan cadangan mineral bawah laut bernilai sekitar US$26,3 miliar yang diyakini mampu menopang ekonomi negara tersebut . KONTAN/Cheppy A. Muchlis/10/06/07
Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Peneliti di Jepang menemukan cadangan mineral bawah laut bernilai sekitar US$26,3 miliar yang diyakini mampu menopang ekonomi negara tersebut selama setidaknya satu dekade ke depan.
Mengutip unilad.com, penemuan ini berasal dari survei bersama yang dilakukan oleh The Nippon Foundation dan Universitas Tokyo, yang menemukan nodul mangan padat di dasar laut dekat Pulau Minami-Tori-shima, sekitar 1.200 mil dari Tokyo.
Cadangan Mineral di Dasar Laut: Kobalt dan Nikel
Nodul mangan yang ditemukan berada pada kedalaman 5.700 meter di bawah permukaan laut. Nodul ini mengandung jutaan metrik ton kobalt dan nikel, dua mineral penting yang diperlukan untuk industri baterai kendaraan listrik (EV) serta untuk pembuatan mesin jet, turbin gas, dan proses kimia lainnya.
Baca Juga: Jepang Dapat Jackpot Setelah Temukan 230.000.000 Ton Mineral Langka Bernilai Miliaran
Berdasarkan data pasar, satu metrik ton kobalt dihargai sekitar US$24.300, sementara nikel mencapai US$15.497 per metrik ton. Dengan cadangan yang meliputi:
- 610.000 metrik ton kobalt senilai US$14,823 miliar.
- 740.000 metrik ton nikel senilai US$11,467 miliar.
Secara total, nilai ekonomis mineral ini mencapai US$26.290.780.000.
Asal Usul Nodul Mangan
Nodul mangan ini diperkirakan terbentuk selama jutaan tahun dari partikel logam yang terbawa oleh arus laut dan menempel pada tulang ikan di dasar laut. Menariknya, beberapa nodul ditemukan terbentuk di sekitar gigi prasejarah milik hiu Megalodon.
Selain kobalt dan nikel, cadangan ini juga mengandung tembaga, yang menambah nilai ekonomis penemuan tersebut.
Penggalian dan Dampak Lingkungan
Tim peneliti menggunakan kendaraan bawah laut yang dioperasikan dari jarak jauh untuk melakukan survei terhadap 100 situs dasar laut antara April dan Mei tahun ini. Penelitian ini mengungkapkan adanya sekitar 230 juta ton mineral langka di area tersebut.
Menurut Profesor Yasuhiro Kato dari Universitas Tokyo, mulai tahun 2025, tim akan mengangkat tiga juta ton nodul setiap tahun dengan bantuan kapal tambang dari luar negeri. Langkah ini dirancang untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan laut.
Baca Juga: Amerika Serikat Miliki Harta Karun 2.000.000.000 Ton Mineral Tanah Jarang
Keuntungan Strategis bagi Jepang
Dengan memanfaatkan cadangan kobalt dan nikel ini, Jepang dapat:
- Mengurangi ketergantungan impor mineral dari negara lain.
- Memenuhi permintaan dalam negeri untuk baterai EV dan penyimpanan energi.
- Mengembangkan rantai pasokan domestik yang kuat, mulai dari penambangan hingga manufaktur.
Dalam sebuah pernyataan resmi, Universitas Tokyo menegaskan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang, menjadikannya negara berbasis ilmu pengetahuan, teknologi, dan orientasi laut yang sejati.
Tinggalkan Balasan