Lamine Yamal Terkena Hinaan Rasis Saat Laga El Clasico, 3 Orang Terduga Ditangkap BERITA AKURAT DARI SELURUH DUNIA
ILUSTRASI. Penyerang muda Barcelona Lamine Yamal dan Hansi Flick
Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – MADRID. Polisi Spanyol pada Sabtu (23/11) menangkap tiga orang yang diduga meneriakkan hinaan rasis kepada dua pemain Barcelona saat pertandingan El Clasico melawan Real Madrid pada Oktober lalu.
Penyerang muda Barcelona, Lamine Yamal, yang memiliki keturunan Guinea dan Maroko, menjadi salah satu pemain yang menjadi sasaran pelecehan xenofobia dan rasis di Stadion Bernabeu, Madrid.
Baca Juga: Raul Gonzalez: Akademi Real Madrid adalah yang Terbaik di Dunia
Pada pertandingan tersebut, Barcelona mengalahkan rival abadinya, Real Madrid, dengan skor telak 4-0, di mana Yamal turut menyumbang gol.
Polisi Nasional Spanyol melalui unggahan di platform media sosial X menyatakan: “Tiga orang ditangkap karena melontarkan hinaan rasis kepada dua pemain sepak bola selama pertandingan El Clasico pada Oktober lalu.”
“Mereka yang ditangkap membuat pernyataan bernada xenofobia yang melanggar martabat dan integritas moral kedua pemain tersebut.”
Dewan Olahraga Nasional Spanyol (CSD) dan La Liga mengecam keras insiden tersebut.
La Liga dalam pernyataannya menyatakan bahwa mereka akan segera melaporkan hinaan rasis tersebut kepada Bagian Kejahatan Kebencian di Brigade Informasi Polisi Nasional.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Robert Lewandowski, Hampir Berseragam Manchester United!
Selain itu, laporan juga akan disampaikan kepada Jaksa Koordinasi Kejahatan Kebencian dan Diskriminasi di Kantor Kejaksaan Negara.
Real Madrid sendiri telah membuka investigasi untuk mengidentifikasi para pelaku.
Menteri Migrasi Spanyol, Elma Saiz, turut mengutuk keras kejadian ini.
“Kami tidak akan membiarkan agresi yang tidak kami toleransi di ruang publik menjadi sesuatu yang normal di dunia olahraga,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Federasi Sepak Bola Kerajaan Spanyol (RFEF) menegaskan, komitmennya terhadap kebijakan nol toleransi terhadap pelecehan rasis dan kekerasan di stadion, menyebutnya sebagai “penyakit sosial.”
Baca Juga: Neymar Beli Tanah Lebih dari Rp 400 Miliar di Miami untuk Dibangun Rumah Mewah
Langkah-langkah seperti penutupan sebagian stadion telah diterapkan oleh RFEF dan La Liga untuk mengatasi meningkatnya kasus pelecehan rasis.
Pada Oktober lalu, polisi Spanyol juga menangkap empat pria yang dituduh mengorganisir kampanye kebencian daring, termasuk menyerukan pelecehan rasis kepada pemain Real Madrid, Vinícius Júnior.
Insiden ini menyoroti tantangan besar dalam memberantas rasisme di sepak bola, meskipun langkah-langkah hukum dan olahraga telah diperketat.
Tinggalkan Balasan