[ad_1]

Indonesia sedang berada di tengah transformasi teknologi yang pesat. Berbagai inisiatif yang didorong oleh pemerintah, baik di sektor kendaraan listrik maupun kecerdasan buatan (AI), menunjukkan komitmen Indonesia untuk tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga pemain kunci di tingkat global.

Perkembangan ini mencerminkan kesiapan Indonesia untuk menyambut masa depan yang lebih hijau dan cerdas, serta menjawab tantangan revolusi teknologi digital. Dalam artikel ini, Kawan GNFI akan diajak menyelami lebih dalam perubahan teknologi di Indonesia, mulai dari adopsi AI hingga kendaraan listrik yang ramah lingkungan.

1. Kecerdasan Buatan, Jalan Menuju Masa Depan Digital

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia mengalami percepatan dalam beberapa tahun terakhir. Dilansir dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada 4 Oktober 2024, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang menyelesaikan penilaian kesiapan kecerdasan buatan melalui metodologi Readiness Assessment Methodology (RAM) yang dikembangkan oleh UNESCO.

Laporan ini menjadi tonggak penting dalam peta jalan pengembangan AI di Indonesia, yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan tata kelola AI yang beretika. Namun, juga memastikan inklusi digital yang luas.

Menurut Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, laporan RAM-AI UNESCO memberikan wawasan strategis bagi Indonesia untuk mengoptimalkan pemanfaatan AI. Salah satu hal penting yang disoroti dalam laporan ini adalah dampak sosial dan ekonomi dari AI, khususnya terkait pergeseran lapangan kerja di daerah pedesaan. Selain itu, penting juga akan adanya adopsi AI yang etis dan bertanggung jawab di perkotaan.

Selain itu, dikutip dari laporanRAM-AI UNESCO, rekomendasi lain dari laporan tersebut adalah pengembangan regulasi yang sesuai dengan standar global dan pembentukan Badan Nasional Kecerdasan Artifisial.

Ini bertujuan untuk memperkuat koordinasi lintas sektor serta mendorong kapasitas digital di seluruh wilayah Indonesia, dengan melibatkan peneliti dan startup lokal untuk menciptakan ekosistem AI yang inklusif.

Meskipun optimisme tinggi, Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan dalam pengembangan AI. Salah satu isu utama adalah kesenjangan infrastruktur digital, terutama akses internet yang tidak merata.

Menurut laporanUNESCO, penelitian AI di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Namun, dengan adanya kerja sama internasional, Indonesia terus berupaya mengatasi tantangan ini.

Berkolaborasi dengan negara-negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China untuk memperkuat ekosistem AI nasional juga dilakukan.

Potensi Peran AI dalam Pendidikan untuk Membentuk Generasi Emas Indonesia

2. Revolusi Kendaraan Listrik, Menuju Transportasi Ramah Lingkungan

Selain AI, sektor kendaraan listrik juga menjadi fokus utama pemerintah Indonesia. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi terbarukan, Indonesia telah menetapkan langkah-langkah strategis untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik.

Dilansir dariKementerian Perindustrian, salah satu kebijakan kunci yang mendukung transisi ini adalah Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai.

Pada Februari 2022, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, mengapresiasi kolaborasi berbagai pihak dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Menurut Agus Gumiwang, kolaborasi ini melibatkan perusahaan BUMN, swasta, dan startup lokal untuk mempercepat produksi dan adopsi kendaraan listrik, baik untuk pasar domestik maupun ekspor.

Pemerintah menargetkan produksi 600.000 unit kendaraan listrik, termasuk mobil dan bus listrik, pada tahun 2030. Menurut laporan dariKementerian Perindustrian, target ini akan mengurangi konsumsi bahan bakar minyak sebesar 3 juta barrel dan menekan emisi CO2 hingga 1,4 juta ton.

Indonesia juga memiliki keunggulan dalam produksi baterai kendaraan listrik, berkat cadangan nikel yang melimpah. Langkah ini diharapkan tidak hanya menekan biaya produksi, tetapi juga menjadikan Indonesia pemain utama di industri kendaraan listrik global.

Pembangunan pabrik baterai dalam negeri telah menjadi prioritas utama untuk mendukung produksi kendaraan listrik yang lebih terjangkau dan berdaya saing tinggi.

Namun, salah satu tantangan besar di sektor ini adalah minimnya infrastruktur pengisian daya. Menurut laporanKementerian Perindustrian, jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) masih terbatas, terutama di luar kota-kota besar.

Pemerintah bekerja sama dengan sektor swasta untuk memperluas infrastruktur ini dan mendukung penggunaan kendaraan listrik secara luas. Selain itu, kampanye edukasi tentang manfaat kendaraan listrik kepada masyarakat terus ditingkatkan untuk mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan ini.

Indonesia Siap Menjadi Pemain Kunci dalam Rantai Pasokan Kendaraan Listrik Global

3. QRIS, Revolusi Pembayaran Digital di Indonesia

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia juga mengalami lonjakan besar dalam digitalisasi pembayaran, terutama melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Dilansir dariIndonesia.go.id, pada Juli 2024, transaksi QRIS tumbuh sebesar 226,54 persen secara year-on-year (yoy), dengan total pengguna mencapai 50,50 juta dan 32,71 juta merchant.

QRIS memungkinkan pembayaran yang cepat dan mudah, serta telah diintegrasikan ke dalam transaksi lintas negara. MenurutBank Indonesia, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan negara-negara seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura untuk memfasilitasi pembayaran cross-border menggunakan QRIS.

Ke depan, QRIS juga akan digunakan di negara-negara seperti Korea Selatan, India, Jepang, dan Uni Emirat Arab, memungkinkan masyarakat Indonesia untuk bertransaksi lebih mudah saat berada di luar negeri.

Transformasi ini mencerminkan bagaimana teknologi digital dapat memperluas inklusi keuangan dan meningkatkan produktivitas ekonomi. Dengan infrastruktur pembayaran yang semakin kuat, Bank Indonesia berharap digitalisasi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menuju Indonesia yang Lebih Cerdas dan Ramah Lingkungan

Dengan perkembangan pesat di sektor AI, kendaraan listrik, dan digitalisasi pembayaran, Indonesia sedang berada di jalur menuju masa depan yang lebih cerdas, hijau, dan inklusif. Meskipun masih ada tantangan seperti kesenjangan infrastruktur dan kesadaran masyarakat yang perlu ditingkatkan, melalui kebijakan yang tepat dan kerja sama internasional, Indonesia siap menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara dalam revolusi teknologi.

Optimisme tinggi ini memberikan harapan bagi Kawan GNFI bahwa Indonesia dapat mewujudkan visi menjadi negara yang berteknologi maju dan berkelanjutan, sambil tetap menjaga kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Sumber:

  1. https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8434/transaksi-qris-melonjak-226-54-revolusi-pembayaran-digital-di-indonesia
  2. https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8646/industri-kendaraan-berbasis-listrik-menyongsong-masa-depan-transportasi-ramah-lingkungan
  3. https://setkab.go.id/menperin-indonesia-siap-masuki-era-kendaraan-listrik/
  4. https://setkab.go.id/kerja-sama-internasional-untuk-mendukung-pemanfaatan-dan-pengembangan-artificial-intelligence-ai-di-indonesia/
  5. https://www.kominfo.go.id/berita/siaran-pers/detail/jadi-pertama-di-asean-indonesia-selesaikan-penilaian-kesiapan-ai-unesco

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News



[ad_2]

Source link