ILUSTRASI. Penemuan cadangan lithium yang sangat besar di Salton Sea, California, Amerika Serikat, telah memicu optimisme besar bagi ekonomi global

Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penemuan cadangan lithium yang sangat besar di Salton Sea, California, Amerika Serikat, telah memicu optimisme besar bagi ekonomi global.

Penelitian terbaru mengungkapkan bahwa sekitar 18 juta ton lithium, senilai lebih dari US$540 miliar, berada di dasar danau ini.

Lithium, yang dijuluki “emas putih” karena nilai dan manfaatnya, merupakan komponen utama baterai yang digunakan dalam ponsel, laptop, mobil listrik (EV), dan perangkat medis seperti alat pacu jantung.

Baca Juga: Emas Putih Senilai Rp 8.569 Triliun Ditemukan di Bawah Danau Raksasa Ini

Salton Sea: Saudi Arabia Baru untuk Pertambangan Lithium

Sebelumnya, cadangan lithium di Salton Sea diperkirakan hanya sekitar 4 juta ton. Namun, estimasi baru menunjukkan bahwa cadangan ini mencapai 18 juta ton, menjadikannya salah satu deposit lithium brine terbesar di dunia.

Mengutip unilad.com, Gubernur California, Gavin Newsom, telah menyebut Salton Sea sebagai “Arab Saudi dalam pertambangan lithium,” menggarisbawahi potensi ekonomi dan strategis kawasan ini.

Untuk memberikan gambaran, 18 juta ton lithium dapat digunakan untuk memproduksi lebih dari 382 juta baterai kendaraan listrik (EV). Jumlah ini jauh lebih banyak daripada kendaraan yang saat ini beroperasi di seluruh Amerika Serikat.

Dampak pada Ekonomi Amerika Serikat

Cadangan ini memiliki potensi untuk membuat Amerika Serikat mandiri dalam kebutuhan lithium, sehingga tidak lagi bergantung pada impor, khususnya dari Tiongkok. Michael McKibben, profesor geokimia dan salah satu penulis studi ini, menyatakan bahwa cadangan lithium ini dapat mengubah AS menjadi pemain dominan dalam pasar EV global.

  • Ekspor EV Tiongkok: Pada tahun 2023, Tiongkok mengekspor 22,7% dari total EV dunia senilai US$34,1 miliar, menjadikannya eksportir EV terbesar kedua setelah Jerman.
  • Impor EV AS: Antara 2018 hingga 2023, impor EV AS dari Tiongkok melonjak dari US$7,2 juta menjadi US$388,8 juta.

Baca Juga: Keluarga Ini Kaget! Biaya Ganti Baterai Mobil Listrik Lebih Mahal dari Harga Mobilnya

Jika AS berhasil memanfaatkan cadangan lithium Salton Sea, negara ini tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada Tiongkok, tetapi juga meningkatkan ekspor kendaraan listrik, memperbesar pangsa pasar, dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam industri EV global.

Keunggulan Strategis bagi AS

Dengan pasar EV yang terus berkembang, Tiongkok saat ini memimpin dengan pangsa pasar global sebesar 37%, diikuti Eropa dengan 24%, dan AS dengan 9,5%.

Penambangan lithium di Salton Sea memungkinkan AS meningkatkan pangsa pasarnya sekaligus memperluas ekspor EV-nya.

Selain itu, pembangunan fasilitas ekstraksi lithium skala besar telah dimulai. Pada Januari 2023, fase pertama dari tujuh tahap pembangunan pabrik ekstraksi lithium senilai US$1,85 miliar telah dimulai di dekat Salton Sea.

Fasilitas ini diharapkan dapat mendukung produksi lithium dalam jumlah besar secara berkelanjutan.

Baca Juga: Siapa Mengira? Minuman Ikonik Pepsi Ternyata Diciptakan oleh Seorang Apoteker!

Dampak Global: Mengubah Lanskap Pasar Lithium dan EV

Dominasi Tiongkok dalam pasar EV dapat terganggu jika AS mampu memanfaatkan sepenuhnya cadangan lithium di Salton Sea.

Hal ini tidak hanya akan memengaruhi Tiongkok, tetapi juga negara-negara eksportir besar lainnya seperti Jerman dan Jepang.

Pemanfaatan lithium Salton Sea akan memperkuat posisi AS dalam rantai pasokan global EV, meningkatkan daya saingnya, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor manufaktur dan teknologi hijau.