ILUSTRASI. JAKARTA,8/9-KELOMPOK VALATILE FOOD PENYUMBANG DEFLASI. Warga memilih telur ayam yang dijual di grosir pusat perbelanjaan di Jakarta, Jumat (8/9/2023). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat deflasi sebesar 0,02% (mtm), sehingga secara tahunan mengalami inflasi 3,27% (yoy). Kelompok volatile food pada Agustus 2023 mengalami deflasi sebesar 0,51% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang inflasi sebesar 0,17% (mtm). Perkembangan tersebut terutama disumbang oleh deflasi pada komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan telur ayam ras. KONTAN/Fransiskus Simbolon

Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID – WASHINGTON. Harga grosir telur di Amerika Serikat (AS) memecahkan rekor. Penyebabnya, wabah flu burung yang semakin cepat menyebar pada ayam petelur. 

Akibatnya, persediaan menyusut di saat konsumen membeli lebih banyak untuk membuat kue natal dan suguhan liburan. Data perusahaan komoditas, Expana, seperti  dikutip Reuters, memaparkan harga grosir telur mencapai US$ 5,57 per lusin di Midwest pada Rabu (18/12), naik 150% dari tahun lalu. 

Harga ini juga melampaui rekor sebelumnya di US$ 5,46 pada Desember 2022. “Di California, persediaan dibatasi karena peternak dilarang memelihara ayam di kandang. Di sana, harga telur mencetak rekor mencengangkan hingga US$ 8,85 per lusin,” jelas Expana. 

Bagi peternak yang berhasil menghindari wabah flu burung, hal ini cukup menguntungkan. Sebab harga eceran rata-rata selusin telur melampaui US$ 3,6 pada bulan November, naik dari US$ 2,5 pada awal tahun, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja AS.